Rabu, 06 Juli 2011

Partisipasi Masyarakat Dalam Perbaikan Dan Pemeliharaan Lingkungan Permukiman Di Kelurahan Batu Sembilan Kecamatan Tanjungpinang Timur

Abstract
Di Kelurahan Batu Sembilan, masih terdapat adanya masalah, antara lain: adanya fenomena yang menunjukkan lingkungan permukiman yang tidak terpelihara seperti: sampah-sampah yang berserakan, bau yang tidak sedap, saluran air yang tersumbat, kurangnya pengetahuan masyarakat dan kuatnya keyakinan sebagian masyarakat dalam menggunakan sampah sebagai bahan pemupukan lahan pertanian; perilaku/ sikap masyarakat yang kurang memperhatikan arti pentingnya kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, patut untuk dikaji bagaimana partisipasi mereka terhadap pemeliharaan dan perbaikan lingkungan permukiman. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji partisipasi masyarakat dalam perbaikan dan pemeliharaan lingkungan permukiman. Sedangkan sasaran yang akan dilakukan meliputi mengidentifikasi organisasi yang dibentuk oleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan dan pemeliharaan lingkungan permukiman. Pendekatan studi yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada kondisi empirik yang ditemukan di lapangan. Pengumpulan data ini terbagi atas pengumpulan data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang merupakan metode untuk melakukan kajian terhadap partisipasi masyarakat dalam perbaikan lingkungan. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam perbaikan dan pemeliharaan lingkungan di Kelurahan Batu Sembilan dipengaruhi oleh karakteristik masyarakatnya, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, mata pencaharian, penghasilan, dan suku/etnis. Masyarakat hanya senang memasuki organisasi informal yang beraktivitas seni budaya. Dalam perbaikan dan pemeliharaan lingkungan permukiman, khususnya dalam perbaikan rumah tinggal, ternyata sebagian masyarakat mendapat bantuan dari pemerintah. Masyarakat mau berpartisipasi jika kegiatan tersebut berskala kecil. Rekomendasi studi ini adalah perlunya pembinaan partisipasi dari pihak pimpinan Kecamatan Tanjungpinang Timur maupun Lurah Batu Sembilan agar masyarakat dapat lebih banyak memiliki tanggungjawab untuk memelihara dan memperbaiki lingkungan permukiman secara optimal. 

Potensi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Petani Dalam Mendukung Kebijakan Agropolitan Di Kabupaten Musi Rawas

Abstract
Pembangunan wilayah yang mengusung konsep agropolitan telah berjalan sejak beberapa tahun terakhir di negara ini. Konsep agropolitan menjadi pilihan daerah untuk 6 mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah. Kabupaten Musi Rawas saat ini sedang mengadopsi konsep agropolitan untuk membangunan wilayahnya. Tetapi pembangunan agropolitan ini belum didukung oleh pengembangan SDM, terutama SDM petani di sekitar kawasan agropolitan. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi dan menganalisis potensi pengembangan SDM petani khususnya petani karet dalam mendukung kebijakan agropolitan di Kabupaten Musi Rawas. Karena Kabupaten Musi Rawas memiliki sektor unggulan perkebunan karet rakyat yang luas. Ruang lingkup spasial penelitian dilakukan distrik-distrik agropolitan seperti distrik Megang Sakti dan Agropolitan Center Muara Beliti sebagai daerah pengembangan agropolitan. Sedangkan ruang lingkup substansial lebih ditekankan pada materi pengembangan SDM petani terutama petani karet. Dari kajian teori diperoleh beberapa variabel penelitian yang terkait dengan potensi pengembangan SDM petani yaitu variabel yang tergabung dalam faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal seperti penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, motivasi petani, pendidikan formal dan non formal petani, peranan lembaga petani serta produktivitas agribisnis karet. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan metode analisis deskriptif dan scatter plot sebagai alat untuk menganalisis hubungan antar variabel. Data yang digunakan adalah data primer dengan petani karet sebagai respondennya. Purposive sampling digunakan untuk menentukan lokasi penelitian dan kuota sampling untuk menentukan sampel penelitian. Kawasan Agropolitan Megang Sakti dan Kawasan Agropolitan Center Muara Beliti ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Berdasarkan hasil analisis potensi pengembangan SDM petani di kedua kawasan agropolitan relatif rendah. Begitu juga dengan produktivitas agribisnis. Tetapi hubungan antar variabel internal, eksternal dan produktivitas menunjukkan hubungan yang erat dan cenderung positif di Kawasan Agropolitan Megang Sakti. Sehingga di kawasan agropolitan memiliki potensi untuk pengembangan SDM petani khususnya petani karet. Rekomendasi yang diusulkan dalam mendukung pengembangan SDM petani khususnya petani karet di Kawasan Agropolitan Kabupaten Musi Rawas yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan teknologi pertanian melalui pengembangan pendidikan formal, pendidikan non formal dan memperkuat kelembagaan petani. 

Pengembangan Kawasan Industri Dalam Meningkatkan Investasi Di Kota Semarang

ABSTRAK
Berangkat dari perkembangan kawasan industri di kota Semarang yang masih berjalan lambat, yang mengakibatkan keberadaannya belum mampu menjadi sarana untuk memberi kemudahan bagi kegiatan industri guna mendorong minat investasi di kota Semarang sebagaimana diamanahkan oleh peraturan perundang-undangan, maka penelitian ini diangkat dalam kerangka membangun kembali nilai-nilai yang terkandung dalam kawasan industri dengan tujuan agar kawasan industri dapat mengambil bagian dalam menciptakan iklim investasi yang lebih baik di Indonesia khususnya di kota Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perangkat peraturan perundangan yang ada sudah cukup menunjang bagi perkembangan kawasan industri dalam menarik minat investasi di kota Semarang, tujuan lainnya adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembangunan kawasan industri di kota Semarang berjalan sesuai dengan harapan, serta untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ada dan memberikan saran serta masukan kepada pemerintah untuk perbaikan di kemudian hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris . pendekatan yuridis normatif digunakan dengan alasan bahwa kawasan industri merupakan institusi yang menjalankan perannya berdasarkan norma-norma hukum, sedangkan pendekatan yuridis empiris digunakan untuk melihat bagaimana pembangunan kawasan industri berjalan dalam realitanya. Sedangkan data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif. Keberadaan kawasan industri diatur dengan Keputusan Presiden no. 41 tahun 1996, namun pembangunan kawasan industri dalam pelaksanaannya melibatkan beberapa instansi, sehingga diperlukan adanya koordinasi. Koordinasi tersebut akan dapat berjalan dengan baik manakala ada perangkat peraturan pada tingkat pusat maupun daerah yang mengatur keterlibatan tersebut. Sampai saat ini perangkat peraturan yang ada masih belum cukup untuk menunjang bagi perkembangan kawasan industri dalam menarik minat investasi di kota Semarang. Sejalan dengan Otonomi Daerah, pemerintah kota Semarang dapat memanfaatkan kawasan industri yang ada sebagai sarana meningkatkan iklim investasi yang lebih baik guna meningkatkan daya saing kota Semarang terhadap kota-kota lainnya dalam menarik investor. Agar kawasan industri berperan secara optimal dalam ikut serta meningkatkan minat investasi, maka diperlukan adanya dukungan dan sinergi dari pemerintah kota Semarang kepada kawasan industri yang ada . Langkah –langkah yang dapat ditempuh pemerintah kota Semarang untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memasukkan kawasan industri di dalam setiap kebijakan yang diambil pemerintah kota Semarang di bidang investasi, termasuk dengan memberikan perlakuan khusus kepada investor yang menanamkan modalnya di dalam lokasi kawasan industri. Kata Kunci : Kawasan Industri, Investasi.
Rumusan Masalah :
1. Apakah perangkat peraturan perundangan  yang ada sudah cukup menunjang untuk memberikan nilai tambah  bagi kawasan  industri dalam menarik  minat investor di Kota Semarang  ?. 
2. Bagaimanakah      pelaksanaan    pembangunan   kawasan   industri  di Kota      Semarang   dijalankan ?. 
3. Kendala-kendala apakah yang mungkin timbul dalam mengembangkan kawasan industri di Kota Semarang dan upaya-upaya apakah yang perlu dilakukan untuk mengurangi kendala-kendala tersebut.     

Dongeng Timun Emas (Indonesia) Dan Dongeng Sanmai No Ofuda (Jepang) (Studi Komparatif Struktur Cerita Dan Latar Budaya)

Abstract
Penelitian ini berjudul “DONGENG TIMUN EMAS (INDONESIA) DAN DONGENG SANMAI NO OFUDA (JEPANG) (Studi Komparatif Struktur Cerita dan Latar Budaya)”. Latar belakang penelitian ini didasari oleh ketertarikan peneliti pada folklor Jepang, terutama dongeng. Dengan membaca dan mempelajari dongeng-dongeng tersebut, peneliti menemukan banyak hal yang secara tidak langsung memperkaya khazanah pengetahuan peneliti akan negara Jepang, baik pengetahuan yang berhubungan dengan ragam bahasa kuno, maupun pengetahuan yang berhubungan dengan budaya asli masyarakat Jepang. Dari perkenalan dengan bermacam-macam dongeng Jepang tersebut, peneliti sering menemukan dongeng-dongeng Jepang yang mempunyai kemiripan tema dengan dongeng-dongeng dari berbagai daerah di Nusantara. Dan dari sekian banyak jenis dongeng-dongeng tersebut, peneliti memilih dongeng yang berjudul Sanmai no Ofuda untuk dibandingkan dengan dongeng berjudul Timun Emas yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab tiga permasalahan utama, yakni: (1) mengungkap struktur cerita dongeng Timun Emas dan dongeng Sanmai no Ofuda; (2) mengungkap unsur-unsur budaya yang terdapat dalam dongeng Sanmai no Ofuda dan dongeng Timun Emas; dan (3) mengungkap persamaan dan perbedaan dari kedua dongeng tersebut. Untuk dapat menjawab ketiga permasalahan tersebut digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan sastra bandingan, pendekatan strukturalisme model A.J Greimas dan pendekatan kebudayaan. Ketiga pendekatan tersebut digunakan karena yang menjadi objek penelitian ini adalah dua buah karya sastra berbeda bahasa yang kemudian dibandingkan dari segi struktur dan aspek budayanya. Dari dua wacana/ teks yang memuat dongeng Sanmai no Ofuda dan dongeng Timun Emas , yang dijadikan data penelitian, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa beberapa bagian dari dongeng Sanmai no Ofuda dan dongeng Timun Emas mempunyai struktur dan unsur budaya yang sama. Namun, meskipun demikian, dari perbedaan-perbedaan yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa dongeng Sanmai no Ofuda dan dongeng Timun Emas tidak saling mempengaruhi, Hal tersebut dapat dilihat dari ciri khas masing-masing dongeng yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat di mana dongeng tersebut lahir.


Rumusan Masalah :
1. BAGAIMANAKAH STRUKTUR CERITA DONGENG TIMUN EMAS ?
2. BAGAIMANAKAH STRUKTUR CERITA DONGENG SANMAI NO OFUDA ? 
3. UNSUR-UNSUR BUDAYA APA YANG TERDAPAT DALAM DONGENG  TIMUN  EMAS DAN 
DONGENG SANMAI NO OFUDA?
4. BAGAIMANAKAH PERSAMAAN DAN PERBEDAAN STRUKTUR CERITA DAN LATAR BUDAYA  

Analisis Pengaruh Beta Dan Varian Return Saham Terhadap Return Saham Studi Pada Perusahaan Lq 45 Di Bursa Efek Jakarta Periode Bulan Januari Tahun 2005 Sampai Dengan Bulan Desember Tahun 2005

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel beta saham dan varian return saham terhadap return saham pada pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Jakarta Periode Bulan Januari Tahun 2005 Sampai Dengan Bulan Desember Tahun 2005. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: Perusahaan yang tercatat sebagai indeks saham LQ45 pada kurun waktu penelitian (periode harian Januari-Desember 2005). Data diperoleh berdasarkan publikasi JSX Monthly Statistics Januari- Desember 2005. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 44 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel beta saham dan varian return saham secara parsial signifikan terhadap return saham. Kemampuan prediksi dari kedua variabel tersebut terhadap return saham sebesar 74,9% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square sebesar 0,749 sedangkan sisanya 25,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.


Rumusan Masalah :

1. Apakah terdapat pengaruh dari beta saham terhadap return saham 
perusahaan? 
2. Apakah terdapat pengaruh dari varian return saham terhadap return saham 
perusahaan?  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Isi Buku Tamu Ya....!


ShoutMix chat widget
 
Powered by Blogger