Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Juli 2011

Dongeng Timun Emas (Indonesia) Dan Dongeng Sanmai No Ofuda (Jepang) (Studi Komparatif Struktur Cerita Dan Latar Budaya)

Abstract
Penelitian ini berjudul “DONGENG TIMUN EMAS (INDONESIA) DAN DONGENG SANMAI NO OFUDA (JEPANG) (Studi Komparatif Struktur Cerita dan Latar Budaya)”. Latar belakang penelitian ini didasari oleh ketertarikan peneliti pada folklor Jepang, terutama dongeng. Dengan membaca dan mempelajari dongeng-dongeng tersebut, peneliti menemukan banyak hal yang secara tidak langsung memperkaya khazanah pengetahuan peneliti akan negara Jepang, baik pengetahuan yang berhubungan dengan ragam bahasa kuno, maupun pengetahuan yang berhubungan dengan budaya asli masyarakat Jepang. Dari perkenalan dengan bermacam-macam dongeng Jepang tersebut, peneliti sering menemukan dongeng-dongeng Jepang yang mempunyai kemiripan tema dengan dongeng-dongeng dari berbagai daerah di Nusantara. Dan dari sekian banyak jenis dongeng-dongeng tersebut, peneliti memilih dongeng yang berjudul Sanmai no Ofuda untuk dibandingkan dengan dongeng berjudul Timun Emas yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab tiga permasalahan utama, yakni: (1) mengungkap struktur cerita dongeng Timun Emas dan dongeng Sanmai no Ofuda; (2) mengungkap unsur-unsur budaya yang terdapat dalam dongeng Sanmai no Ofuda dan dongeng Timun Emas; dan (3) mengungkap persamaan dan perbedaan dari kedua dongeng tersebut. Untuk dapat menjawab ketiga permasalahan tersebut digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan sastra bandingan, pendekatan strukturalisme model A.J Greimas dan pendekatan kebudayaan. Ketiga pendekatan tersebut digunakan karena yang menjadi objek penelitian ini adalah dua buah karya sastra berbeda bahasa yang kemudian dibandingkan dari segi struktur dan aspek budayanya. Dari dua wacana/ teks yang memuat dongeng Sanmai no Ofuda dan dongeng Timun Emas , yang dijadikan data penelitian, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa beberapa bagian dari dongeng Sanmai no Ofuda dan dongeng Timun Emas mempunyai struktur dan unsur budaya yang sama. Namun, meskipun demikian, dari perbedaan-perbedaan yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa dongeng Sanmai no Ofuda dan dongeng Timun Emas tidak saling mempengaruhi, Hal tersebut dapat dilihat dari ciri khas masing-masing dongeng yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat di mana dongeng tersebut lahir.


Rumusan Masalah :
1. BAGAIMANAKAH STRUKTUR CERITA DONGENG TIMUN EMAS ?
2. BAGAIMANAKAH STRUKTUR CERITA DONGENG SANMAI NO OFUDA ? 
3. UNSUR-UNSUR BUDAYA APA YANG TERDAPAT DALAM DONGENG  TIMUN  EMAS DAN 
DONGENG SANMAI NO OFUDA?
4. BAGAIMANAKAH PERSAMAAN DAN PERBEDAAN STRUKTUR CERITA DAN LATAR BUDAYA  

Pemilihan Kode Dalam Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik Pada Masyarakat Jawa Di Kota Bontang Kalimantan Timur

Abstract
Kajian tentang bahasa yang dihubungkan dengan faktor sosial merupakan suatu kajian yang sangat menarik. Dengan adanya perpindahan penduduk dari satu propinsi ke propinsi lainnya, maka terdapat sebuah interaksi pada masyarakat pendatang dan masyarakat lokal yang menimbulkan kontak bahasa. Kontak bahasa pada masyarakat pendatang yang memunculkan bermacam-macam kode bahasa dan gejala alih kode dan campur kode tersebut yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan wujud variasi dan faktor penentu pemilihan kode, alih kode, dan campur kode pada tuturan masyarakat tutur Jawa di kota Bontang propinsi Kalimantan Timur, serta faktor-faktor sosial yang menjadi penentu alih kode dan campur kode. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori masyarakat tutur yang dikemukakan oleh Fishman (1972), kedwibahasaan yang diajukan oleh W.F. Mackey (1972), komponen tutur yang dicetuskan oleh Dell Hymes (1974), kode yang dikemukakan oleh Wardhaugh (1986), dan alih kode dan campur kode yang dirumuskan oleh Hudson (1996). Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan Sosiolinguistik dan merupakan sebuah penelitian lapangan. Ancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ancangan kualitatif. Metode observasi dan wawancara merupakan metode yang digunakan dalam penyediaan data. Data dalam penelitian ini berupa tuturan masyarakat pendatang di kota Bontang yang di dalamnya mengandung unsur campur kode dan alih kode. Dengan menggunakan metode korelasi/padan dalam menganalisis data, diperoleh hasil penelitian berupa macam-macam kode bahasa dan faktor-faktor yang menentukan, bentuk alih kode dan campur kode, serta faktor-faktor sosial penentu alih kode dan campur kode. Kode yang ditemukan pada masyarakat tutur Jawa di kota Bontang adalah kode berupa Bahasa Indonesia (BI), Bahasa Jawa (BJ), Bahasa daerah lain (BL), dan Bahasa asing (BA), dengan faktor-faktor penentu berupa (1) ranah, (2) peserta tutur, dan (3) norma. Pada alih kode dengan kode dasar BI, muncul variasi alih kode BJ dan BA. Pada alih kode dengan kode dasar BJ, muncul variasi alih kode BI. Campur kode pada masyarakat tutur Jawa memunculkan campur kode dengan kode BI, BJ, BA dan BL. Didasarkan pada jenis situational code-switching, perubahan bahasa terjadi karena (1) perubahan situasi tutur, (2) kehadiran orang ketiga, dan (3) peralihan pokok pembicaraan, sedangkan pada metaphorical codeswitching perubahan bahasa terjadi karena penutur ingin menekankan apa yang diinginkannya. Campur kode terjadi karena (1) keterbatasan penggunaan kode, dan (2) penggunaan istilah yang lebih populer. Berkenaan dengan hasil penelitian, penulis menyarankan agar penelitian mengenai pemilihan kode pada masyarakat tutur Jawa di kota Bontang perlu ditindaklanjuti dengan ruang lingkup yang lebih sempit agar analisis yang dilakukan dapat mencapai hal yang lebih mendasar pada masalah pemilihan bahasa.

Sabtu, 04 Juni 2011

Analisis Sistem Appraisal Dan Ideologi Dalam Kolom Punk-Zine

Abstract
This thesis explores the appraisal system found in punk-zine columns in order to identify ideology that the writer wants to present to the readers. Six columns taken from United States punk-zine published in 1980-1990 are analysed by using appraisal theory. In this thesis, appraisal theory, focuses on the three domains: attitude, graduation, and engagement in order to respond to three research questions, namely (1) What kind of aspects identified in punk-zine columns? (2) What kind of attitudes identified through appraisal system? (3) What kind of ideology in punk-zine columns? The study is qualitative and interpretative in nature in which the data were analyzed by employing the appraisal analytical framework (Martin and Rose, 2003) in order to identify the ideology which found in punk-zine columns upon the identification attitude in punk-zine columns. In terms of methodology the study can be classified into non participant observation (Sudaryanto, 1993) in which the researcher was not involved as the subject of the study. The study reveals that the writer’s attitude identified through appraisal devices in punk-zine columns. The attitude that the writer wants to tell to the reader, are (1) negative attitude and assessment given by the writer to the government and government supporting party, (2) positive attitude and assessment to punk music and punk circumstances, (3) on negative and positive attitude and assessment. In addition, ideology that the writer wants to present is opposed to government and supporting the free thought and free speaking. In conclusion, it is difficult for minority group for speaking freely in national mass media. Punk-zine is alternative media to express opinion about what happens in community. Tesis ini menyelidiki sistem appraisal yang terdapat dalam kolom punk-zine agar dapat teridentifikasi ideologi yang ingin disampaikan oleh penulis kolom kepada pembaca. Enam kolom punk-zine yang diambil dari punk-zine yang terbit di Amerika Serikat dalam kurun waktu tahun 1980-1990 dianalisis dengan menggunakan teori appraisal. Dalam penelitian ini, teori appraisal menitik beratkan pada tiga ranah: attitude, graduation, dan engagement untuk menjawab tiga permasalahan peneitian yaitu (1) Aspek-aspek dalam sistem appraisal apakah yang terdeteksi dalam kolom punk-zine? (2) Sikap apakah yang terdapat dalam kolom punk-zine yang terdeteksi melalui sistem appraisal? (3) Ideologi apakah yang ingin disampaikan oleh penulis kolom punk-zine? Penelitian ini bersifat kualitatif dan interpretatif dimana data dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis appraisal (Martin and Rose, 2003) untuk mengidentifikasi ideologi yang terdapat di dalam kolom punk-zine setelah terlebih dahulu mengidentifikasi sikap yang terdapat didalam kolom punk-zine. Dari sudut metodologi, kajian ini termasuk menggunakan metode simak bebas libat cakap (Sudaryanto 1993) dimana peneliti tidak terlibat sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam kolom punk-zine melalui piranti appraisal teridentifikasi sikap penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca. Sikap yang ingin disampaikan penulis antara lain adalah (1) sikap dan penilaian negatif yang diberikan penulis terhadap pemerintah yang berkuasa dan kelompok-kelompok pendukung pemerintah; (2) sikap dan penilaian positif yang diberikan penulis terhadap musik punk dan hal-hal yang berkaitan dengan musik punk; (3) berdasarkan sikap dan penilaian positif maupun negatif tersebut teridentifikasi ideologi dalam kolom punk-zine. Ideologi yang ingin disampaikan oleh penulis adalah sikap anti pemerintah dan gerakan kebebasan berbicara dan bertindak. Simpulannya adalah bahwa kebebasan berbicara untuk kaum minoritas melalui media massa nasional sangatlah sulit. Maka punk-zine adalah suatu media alternatif untuk menyampaikan pendapat mengenai hal yang terjadi di masyarakat.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Isi Buku Tamu Ya....!


ShoutMix chat widget
 
Powered by Blogger