Abstract
Latar belakang, pestisida merupakan obat-obatan atau senyawa yang bersifat racun, digunakan untuk membasmi jasad pengganggu tanaman, baik hama, penyakit maupun gulma. Penggunaan pestisida yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif. Dampak buruk dari pestisida ini dapat bersifat akut maupun kronis. Keracunan pestisda yang bersifat sistemis dapat menyerang sistem syaraf, hati, sistem kekebalan dan keseimbangan hormonal. Hasil pemeriksaan pada petani di Kecamatan Ngablak didapat hasil 98 % mengalami keracunan pestisida.Hasil studi menunjukan bahwa 17,5% petani hortikultura di Kecamatan Ngablak mengalami goiter. Tujuan, mengetahui hubungan riwayat paparan pestisida dengan kejadian goiter pada petani hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Metode, penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan 68 kasus dan 68 kontrol. Varibel yang diteliti adalah : umur, tingkat pendidikan, masa kerja, lama kerja per hari, jenis pestisida, dosis pestisida, frekuensi penyemprotan, waktu penyemprotan, posisi petani terhadap arah angin dan penggunaan alat pelindung diri. Hasil penelitian, menunjukan bahwa variabel yang memberikan hasil bermakna adalah : Umur (OR = 3,83; CI 95% = 1,88 – 7,81), Masa Kerja (OR = 12, 79; CI 95% = 2,85 – 57,53), Lama Kerja per Hari (OR = 2,47; CI 95% = 1,16 – 5,23), Jenis Pestisida (OR = 5,86; CI 95% = 2,73 – 12,56), Dosis Pestisida (OR = 2,96; CI 95% = 1,37 – 6,42), Frekuensi Penyemprotan (OR = 4,69; CI 95% = 2,28 – 9,69), Posisi petani terhadap Arah Angin (OR = 3,07; CI 95% = 1,39 – 6,77), Penggunaan Alat Pelindung Diri (OR = 3,18; CI 95% = 1,57 – 6,41). Kesimpulan, faktor risiko masa kerja petani, lama kerja per hari, jenis pestisida, frekuensi penyemprotan, posisi terhadap arah angin, dan penggunaan alat pelindung diri berpengaruh terhadap kejadian goiter dengan probabilitas sebesar 33,78%. Saran, perlunya perbaikan praktek sehari-hari yang berkaitan dengan penggunaan pestisida Background,Rumusan Masalah :
1. Ketergantungan para petani hortikultura terhadap pestisida yang berjumlah sebanyak 16.237 jiwa (66,3%) dari semua petani yang ada di Kecamatan Ngablak diyakini sangat berpotensial untuk menimbulkan
dampak kesehatan
2. Adanya kecenderungan penggunaan pestisida dengan dosis yang tinggi dan terus menerus terutama dilakukan setelah hujan
3. Menurut laporan kegiatan pemeriksaan aktifitas Cholinesterase darah terhadap 50 sampel di kecamatan Ngablak terdapat 49 orang (98 %) mengalami keracunan
4. Kejadian gondok tidak dilaporkan secara rutin, kalaupun ada bersifat insidental
5. Terjadi peningkatan kasus goiter, pada tahun 2003 sebesar 6,58% dan tahun 2004 menjadi 9,68%
6. Berdasarkan survey awal didapatkan prevalensi goiter di kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang mencapai 17,5%
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Comment Anda